A. PENYEBAB
Umum
: - Berkembangnya Industrialisasi
-
Adanya politik persekutuan/System of Alliances politik persekutuan
tersebut terbentuk karena masing-masing negara di Eropa merasa terancam oleh
negara tertentu sehingga membentuk persekutuan yang memputai kesepakatan
apabila salah satu anggota persekutuan diserang, maka anggota yang lain harus
membantuinya. Politik persekutuan yang terbentuk adalah TRIPLE ALLIANTIE tahun
1882 dengan anggotanya Jerman, Austria dan Italia, sedangkan persekutuan yang
lain adalah TRIPLE ENTENE tahun 1907 yang beranggotakan Inggris, Rusia dan
Perancis.
-
Perlombaan senjata yang timbul akibat adanya alliansi masing-masing negara
saling curiga mencurigai dan saling mempersenjatai diri.
-
Perkembangan nasionalisme Eropa dan Etno- Nasionalisme.
Khusus/ Kasus Belli : - Tahun 1914 tentara Austria
mengadakan latihan perang di Bosnia. Bagi Serbia latihan perang tersebut
merupakan tindakan provokatif atau tantangan, karena Serbia ingin menguasai
Bosnia Herzegowna sebagai akibatnya putra mahkota Austria, yaitu Frans Ferdinand
yang mengunjungi latihan perang tersebut dibunuh Jerman untuk mengumumkan
perang kepada Rusia tanggal 1 Agustus 1914, karena Rusia mendukung Serbia.
B. PIHAK-PIHAK YANG BERPERANG
• Blok Sentral
(Blok Jerman) : Tripple Alliance (Jerman, Austria, Italia), Turki, dan
Bulgaria.
• Blok Sekutu (Blok Prancis) : Tripple Entente (Inggris, Prancis, Rusia) dan 20
negara lainnya termasuk AS karena kapal perangnya dihancurkan oleh Jerman.
C. JALANNYA PERANG
·
*Front Timur
Front Timur
adalah Front dimana Jerman berhadapan dengan Russia. Pada awalnya Jerman dapat
mengalahkan Russia, meskipun Russia melancarkan Mobilisasi yang menyebabkan
ekonomi Russia terbengkalai dan nantinya mencetus Revolusi Russia. Tapi karena
musim dingin di Russia, dan tentara Jerman tidak dilengkapi pakaian musim
dingin, akhirnya Russia menang. Sebelumnya Rusia meminta damai dengan
mengadakan perjanjian Brest-Litowsk.
·
*Front Barat
Front Barat
adalah Front dimana Jerman berhadapan melawan Perancis. Pada awalnya Jerman
menang atas Perancis, namun berhasil dipukul mundur oleh Perancis dibawah
pimpinan Jenderal Joffre. Perang ini tersendat dalam Perang Parit, disebut
demikian sebab sejumlah besar tentara dibatasi geraknya di parit-parit
perlindungan dan hanya bisa bergerak sedikit karena pertahanan yang ketat.
·
*Front Italia
Front Italia
ini front dimana Italia berhasil dikalahkan oleh Jerman.
·
*Front Balkan
Front Balkan
adalah Front dimana Jerman melawan Rumania dan Serbia. Dalam peperangan Jerman
berhasil mengalahkan keduanya. Namun, Inggris dipukul mundur oleh Turki yang
kemudian Turki sendiri diserang oleh Rumania, Irak dan Arabia.
· *Perang Laut
Peperangan ini terjadi di laut Jutland antara Inggris dan Jerman. Akan
tetapi perang antara keduanya ini tidak membuahkan hasil, keduanya mengalami
kekalahan. Akan tetapi, Jerman menghancurkan kapal dagang AS yang kemudian
memicu kemarahan, yang kemudian berakibat peperangan Jerman terhadap AS.
D. AKIBAT PERANG
{ Bidang Politik
Dampak/akibat yang ditimbulkan adalah adanya perubahan
teritorial dan munculnya paham-paham baru. Perubahan teritorial terjadi karena
tenggelamnya empat negara besar seperti Jerman, Turki, Rusia dan Austria, dan
munculnya negara-negara baru seperti Polandia, Hongaria, Cekoslowakia,
Yugoslavia dsb, serta adanya perubahan penguasaan terhadap daerah jajahan yang
disebabkan semua jajahan Jerman diambil alih oleh Inggris, Perancis Jepang dan
Australia.
Paham-paham politik baru yang muncul akibat PD I
adalah Diktatorisme karena demokrasi dianggap tidak mampu menyelesaikan kekacauan
politik maupun ekonomi. Diktatorisme yang muncul adalah Nazi di Jerman Fascisme di Italia, Nasionalisme di di Turki dan Diktatorisme Proktariat di Rusia.
{ Bidang Ekonomi
Akibat PD I yang ditimbulkan adalah adanya egoisme ekonomi yang merajalela
melalui penetapan perjanjian oleh negara-negara yang menang perang terhadap
negara yang kalah dan sebagai reaksinya. timbullah paham-paham politik ekonomi
seperti komunisme di Rusia, Fascisme di Italia, Nazi di Jerman.
Dampak dari adanya
kekacauan ekonomi dan nasinalisme seperti yang dilakukan oleh negara-negara
tersebut diatas, menyebabkan timbulnya bea masuk yang tinggi sehingga
menghentikan perdagangan internasional. Hal tersebut berakibat terjadinya Over Produksi di beberapa negara seperti USA dan Canada, yang akhirnya terjadi Malaise
atau krisis ekonomi tahun 1923 dan 1929.
{ Bidang Sosial
Akibat yang
ditimbulkan PD I adalah kesengsaraan dan kemiskinan karena kehancuran perang
dan munculnya gerakan emansipasi wanita dimana selama perang berlangsung wanita
perannya sama dengan laki-laki yang banyak dibutuhkan digaris depan. Pengalaman
wanita-wanita ini memperkokoh perasaan sama antara wanita dan pria.
{ Bidang Kerohanian
Kesengsaraan yang
ditimbulkan oleh peperangan menumbuhkan keinginan untuk melenyapkan peperangan
dan menciptakan perdamaian yang kekal bagi ummat manusia. untuk itu munculnya
gerakan perdamaian yang berkembang antara tahun 1920-`931 yang di sebut dengan
LBB (Liga Bangsa-Bangsa).
E. AKHIR PERANG
Untuk mengakhiri perang dunia I ini, diadakan beberapa perundingan/perjanjian dengan negara-negara yang bersangkutan. Berikut ini
adalah perjanjian yang mengakhiri perang dunia i:
1. Perjanjian Versailles (18 Juni 1918), isi dari perjanjian
ini yaitu:
• Ganti rugi Jerman terhadap Sekutu
• Angkatan perang Jerman harus diperkecil
• Jerman harus menyerahkan semua tanah jajahannya.
2. Perjanjian St. Germain (10 November
1919) terjadi antara Austria dan sekutu. Isi dari perjanjian tersebut, antara
lain:
• Tidak adanya gabungan Jerman-Austria
• Austria menyerahkan Tirol Selatan kepada Italia.
3. Perjajanjian Neuilly (27 November 1919) terjadi antara Bulgaria dengan
sekutu.
4. Perjanjian Trianon (4 Juni 1920) terjadi antara Hongaria dengan sekutu.
5. Perjanjian Serves (20 Agustus 1920) antara Turki dengan Sekutu. Adapun isi
dari perjanjian ini yaitu:
• Turki diperkecil, hanya Konstantinopel.
• Daerah yang penduduknya bukan Bangsa Turki harus dilepas.
6. Perjanjian Laussane (24 Juli 1923) terjadi antara Turki dengan sekutu. Isi
dari perjanjian ini antara lain:
• Turki tidak membayar perang
• Turki tidak mengurangi angkatan perangnya.
Selain mengadakan perjanjian, pasca PDI ini juga memunculkan tokoh
Woodrow Wilson yang mengajukan usul Peace Without Victory dimana isinya antara
lain:
a. Perjanjian-perjanjian rahasia tidak diperbolehkan
b. Semua bangsa mempunyai kedudukan yang sama
c. Pengurangan persenjataan.
Ada juga dengan pembentukan Liga Bangsa-Bangsa yang
bertujuan untuk menjaga keamanan dunia serta tidak terjadi perang yang
demikian.
F. PENGARUH BAGI INDONESIA
*Bidang Politik
Setelah
PD1 berakhir, terjadi perubahan dalam politik colonial Belanda. Politik
etis dan politilkasosiasi yang semula diharapkan dapat mempererat hubungan
antara Indonesia dengan negeri Belanda, mulai ditinggalkan. Pertentangan
kepentingan antara pihak nasional Indonesia dan pihak kolonialis sertakapitalis
Belanda semakin tajam. Perbedaan kesejahteraan yang sangat mencolok antara
golonganpribumi dan golongan asing menimbulkan perasaan tidak puas. Di
mana-mana timbul pemberontakan-pemberontakan petani, seperti Jambi (1916),
Pasar Rebo (1916), Cimareme (1918), dan Toli-toli (1920).
Untuk meredakan gejolak yang terjadi di
masyarakat, Gubernur Jendral Van Limburg Stirum mengeluarkan pernytaan pada
bulan November 1918. Ia berjanji akan membentuk Komisi Peninjauan Kembali yang
bertujuan meninjau kekuasaan Volksraad (Dewan Rakyat) dan struktur administrasi
pemerintah Belanda. Namun demikian, masyrakat Belanda sangat menentang
kebijakan tersebut. Komisi Perubahan beranggotakan orang-orang Belanda dan
Indonesia. Laporan tugas komisi, sebagai berikut:
·
Hubungan antara Belanda dan
Hindia Belanda (Indonesia) perlu diatur kembali berdasarkanlandasan baru.
·
Pusat kekuasaan perlu
dipindahkan ke Indonesia dan Pemerintah Belanda harus mencakupunsur-unsur
pribumi.
·
Volksraad perlu diberi
kekuasaan legislatif.
*Bidang
Ekonomi
Krisis tahun 1929 juga
berpengaruh langsung terhadap kehidupan ekonomi di Indonesia. Pada masa itu
krisis ekonomi melanda tanah air Indonesia, baik di kota maupun di desa-desa
terpencil. Harga barang naik dan banyak terjadi penjatahan beras terutama kota-kota
besar, seperti Surabaya, Semarang dan Jakarta kondisi kaum buruh tampak lebih
parah. Upah buruh tidak mengalami perbaikan. Akibatnya, kehidupan rakyat dan
kaum buruh sangat sulit. Sebaliknya pemilik modal asing dan pemerintah colonial
Belanda mengambil keuntungan.
Hal ini disebabkan ekspor
Indonesia meningkat tajam untuk memenuhi kebutuhan Eropa sesudah perang.
Di daerah-daerah minus
seperti daerah Gunung Kidul (Yogyakarta) banyak terjadi bencana kelaparan. Akibat
kesulitan hidup pada masa krisis ini banyak keluarga yang bersedia dipindahkan
ketanah seberang, terutama daerah Lampung. Mereka melihat bahwa Jawa sangat
sulit untuk mencari penghidupan yang layak. Setelah tanah transmigrasi Lampung
dibuka, banyak keluarga dari Jawa terutama daerah minus yang berangkat pindah
ke Lampung.
Tetapi sebagian para
transmigran itu ada yang jatuh ke tangan mandor dan makelar kuli kontrak. Nasib
para kuli kontrak sangat buruk. Pada waktu itu tidak ada undang-undang
perburuhan yang melindungi mereka.Para pengusaha perkebunan dan pertambangan
memberikan upah sangat rendah.Pengusahajuga memilki hak istimewa yang disebut
hak poenole sanctie.Dengan hak poenole sanctie ini,para pengusaha dapat meminta
bantuan polisi untuk menangkap kembali para pekerja kontrak yang melarikan diri lalu menjatuhkan hukuman
terhadap mereka.Di daerah tambang batu bara Ombilin (Sawah Lunto) Sumatera
Barat, dikenal kuli-kuli perantauan, yang nasibnya lebih buruk lagi dari pada
pekerja kontrak di daerah perkebunan.
0 komentar:
Posting Komentar